Accounts Receivable Turnover Adalah

Accounts Receivable Turnover Adalah

Rumus Account Receivable Turnover

Rumus account receivable turnover adalah indikator penting dalam akuntansi manajemen untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mengumpulkan piutang usaha dari pelanggan. Rumus ini dihitung dengan membagi total penjualan kredit dalam suatu periode, biasanya satu tahun dengan rata-rata piutang usaha dalam periode yang sama. Sedangkan rata-rata piutang usaha didapat dengan menjumlahkan piutang usaha di awal dan akhir periode, kemudian membaginya dua. Rumus account receivable turnover adalah:

Rasio AR turnover yang tinggi biasanya diinterpretasikan kalau perusahaan sudah efisien dalam mengumpulkan piutang. Rasio tinggi artinya perusahaan memiliki periode kredit yang lebih pendek atau lebih efektif dalam kebijakan penagihannya. Hal ini diperlukan untuk likuiditas perusahaan karena uang tunai yang diterima dari pelanggan dapat segera digunakan untuk operasional atau kebutuhan lain.

Rendahnya account receivable turnover adalah tanda bahwa perusahaan menghadapi kesulitan untuk mengumpulkan piutangnya. Hal ini bisa disebabkan karena keterlambatan pembayaran dari pelanggan, kebijakan kredit yang terlalu longgar, atau inefisiensi dalam proses penagihan. Rasio rendah dapat mengindikasikan bahwa dana yang terikat dalam piutang tidak bisa digunakan untuk biaya operasional atau investasi lain. Dalam jangka panjang, perusahaan perlu meninjau kembali kebijakan kredit dan prosedur penagihan piutangnya.

Untuk memahami penggunaan rumus account receivable turnover di akuntansi manajemen, perhatikan studi kasus sederhana berikut ini. Misalkan Anda memiliki perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Setelah melihat laporan keuangan di tahun 2023, perusahaan memiliki total penjualan kredit sebesar Rp 500,000,000. Jumlah piutang usaha di awal tahun sebesar Rp 40,000,000 dan di akhir tahun sebesar Rp 60,000,000. Pertama, Anda perlu menghitung rata-rata piutang usaha.

Selanjutnya, dengan menggunakan rumus account receivable turnover, Anda akan memperoleh nilai rasio AR turnover sebesar:

Artinya, selama tahun tersebut, perusahaan mampu mengumpulkan piutangnya dari pelanggan sebanyak 10 kali. Angka ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menagih piutang usahanya selama periode tersebut.

Contoh Rasio Perputaran Piutang

Setiap perusahaan menjual produk dan/atau layanan, menagihnya, dan mengumpulkan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam penjualan.

Tetapi ada perbedaan dalam seberapa baik perusahaan mengelola koleksi sejak saat itu. Berikut adalah beberapa contoh skenario khusus.

Rasio perputaran piutang yang tinggi

Dr. Bani adalah seorang dokter gigi yang menerima pembayaran asuransi dari sejumlah perusahaan asuransi, dan pembayaran tunai dari pasien yang tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut.

Rasio perputaran piutangnya adalah 10, yang berarti bahwa piutang rata-rata dikumpulkan dalam 36,5 hari. Itu pertanda baik untuk arus kas dan tujuan pribadinya.

Tapi ini juga bisa membuatnya kesulitan jika kebijakan kreditnya terlalu ketat selama krisis ekonomi, atau jika pesaing menerima lebih banyak penyedia asuransi atau menawarkan diskon besar untuk pembayaran tunai.

Pengertian Account Receivable Turnover

Account receivable turnover atau rasio perputaran piutang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecepatan penagihan piutang dalam satu periode.

Rasio perputaran piutang adalah salah satu rasio aktivitas yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas perusahaan dalam menagih piutangnya, atau dengan kata lain mengubah kredit tersebut menjadi kas.

Penghitungan rasio perputaran piutang ini dapat menggambarkan tingkat efisiensi dari modal perusahaan. Maka semakin cepat perputaran piutang, semakin cepat modal usaha kembali.

Langkah 2:  Bagi Penjualan Kredit Bersih dengan Piutang Rata-Rata

Rasio Perputaran Piutang = Rp. 10M / Rp. 5,25M

Rasio Perputaran Piutang = 1,9x atau 190%

Latest posts by paperblog

Piutang merupakan pendapatan tertunda. Dalam bisnis, pengusaha perlu menghitung rasio perputaran piutang (account receivable turnover) untuk mengetahui berbagai informasi keuangan, seperti jangka waktu lamanya piutang dapat ditagih, jumlah kerugian atas piutang yang tidak dapat ditagih, hingga mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Langkah 1: Menghitung Rata – Rata Piutang :

Piutang Rata-rata = (Piutang Awal + Piutang Akhir) / 2

Piutang Rata-rata = (Rp.5,5M + 5M) / 2

Piutang Rata-rata = Rp. 5,25M

Tips untuk Meningkatkan Accounts Receivable Turnover Ratio

Jika rasio perputaran piutang Anda rendah, Anda mungkin perlu membuat beberapa perubahan dalam kebijakan dan prosedur kredit dan penagihan.

Berikut adalah lima hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan rasio Anda:

Tujuan dan manfaat rasio perputaran piutang

Beberapa tujuan rasio perputaran piutang:

Baca juga: Waspadalah, jangan biarkan 4 account receivable ini terjadi pada Anda

Berikut adalah manfaat yang diperoleh dari rasio perputaran piutang:

Contoh perhitungan rasio perputaran piutang:

Diketahui perusahaan A memiliki data laporan keuangan sebagai berikut:

Menawarkan beberapa cara untuk membayar

Sama seperti beberapa pelanggan suka menelepon sementara yang lain lebih suka berkomunikasi secara online, hal yang sama berlaku untuk preferensi pembayaran pelanggan.

Dengan menyediakan beberapa metode pembayaran yang berbeda, pelanggan dapat membayar dengan lebih mudah. Dan apa yang mudah dilakukan biasanya akan selesai!

Rumus Account Receivable Turnover

Account receivable turnover dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (yaitu penjualan yang dilakukan secara kredit) dengan rata-rata piutang (rata-rata jumlah piutang selama periode tertentu). Penjualan bersih adalah total penjualan setelah dikurangi produk yang dikembalikan oleh buyer, penjualan kredit, dan potongan penjualan.

Rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan piutang awal dan akhir selama periode waktu tertentu, biasanya bulanan, triwulanan, atau tahunan). Jumlah tersebut kemudian dibagi 2 (dua) untuk mendapatkan rasio keuangan yang akurat. Adapun, account receivable turnover sebagai berikut:

Penjualan Kotor – Pengembalian – Penjualan Kredit = Penjualan Bersih

(Piutang Awal + Piutang Akhir) ÷ 2 = Rata-Rata Piutang

Penjualan Kredit Tahunan Bersih ÷ Rata-Rata Piutang = Perputaran Piutang

Perputaran piutang dalam hari:

Rasio Perputaran Piutang ÷ 365 = Perputaran Piutang (dalam hari)

Dalam pemodelan keuangan, rasio perputaran piutang digunakan untuk membuat proyeksi neraca. Untuk mengetahui rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan pelanggan untuk membayar penjualan kredit, rasio tersebut dibagi dengan 365 hari.

Saldo piutang didasarkan pada rata-rata jumlah hari penerimaan pendapatan. Pendapatan setiap periode dikalikan dengan hari perputaran dan dibagi dengan jumlah hari dalam periode tersebut.

Baca Juga: Account Receivable: Definisi, Manfaat, Hingga Resikonya